
Namun Peterpan bukanlah seperti Peter Pan versi J.M.
Barrie yang menolak menjadi dewasa. Peterpan didewasakan oleh konflik internal,
berbagai permasalahan dan gelombang pasang surut di jagad hiburan. November
2006, Andika dan Indra memutuskan keluar dari Peterpan. Ariel, Uki, Lukman, dan
Reza tetap melangkah. Namun sebuah prahara menerjang kehidupan Ariel sehingga
membuatnya tinggal di hotel prodeo. Selama dua tahun, kelompok musik ini
terlunta.
Ketika akhirnya Ariel kembali menghirup udara bebas,
sebuah rencana besar yang tertunda pun kembali diselenggarakan. Hal paling
mendesak adalah membuat nama baru, karena sesuai kesepekatan dengan Andika dan
Indra, nama Peterpan hanya boleh digunakan sampai tahun 2008. Dengan menggamit
David Albert sebagai pemain keyboard, Ariel, Uki, Lukman dan Reza terlahir
kembali menjadi NOAH.
Sebuah pagelaran ambisius pun diselenggarakan oleh
Berlian Entertainment untuk NOAH. Kelahiran NOAH tujuannya adalah untuk membuat
sejarah. Konser bertajuk “Born To Make History” pun digelar. Rencana besar NOAH
adalah mengukir sejarah seperti ketika mengusung nama Peterpan. Namun tentu
sejarah yang dipatri harus lebih besar dari sebelumnya.
Konser kali ini tetap sama diadakan di beberapa tempat
dalam tempo 24 jam. Namun lebih fenomenal karena diselenggarakan di lima negara
di dua benua. Berawal di The Hi Fi, Melbourne, pada pukul 23.40 sekaligus
peluncuran album terbaru Seperti Seharusnya disaksikan 400 penonton.
Dilanjutkan di Hong Kong Convention Centre, Hong Kong, pada pukul 15.00 yang
diramaikan kehadiran 3000 penonton. Kemudian 1500 orang di KL Live menjadi
saksi ketika NOAH menyambangi kota ketiga, Kuala Lumpur, pada pukul 17.30. Dan
ketika jarum jam menunjukkan 20.00, TAB Orchid Hotel, Singapura, dipenuhi oleh
400 penonton yang menyaksikan aksi panggung band yang pernah menjajal panggung
kafe-kafe di Bandung.
Layar merah masih menutupi panggung. Sahabat NOAH
sudah berulang kali berteriak, terutama meneriakkan nama Ariel. Ketika akhirnya
Momo “GEISHA” muncul seorang diri dari balik layar. Sebelumnya GEISHA didaulat
untuk membuka konser ini dengan menyanyikan sekitar 10 lagu. Meski Momo tengah
mengalami gangguan pada pita suara sehingga kesulitan menapaki nada tinggi,
tapi semua dilalui dengan baik. Sikapnya yang komunikatif mampu meredam
keresahan penonton yang menantikan NOAH.
Momo menyanyikan “Cobalah Mengerti” yang dicuplik dari
album Suara Lainnya. Hanya diiringi oleh dentingan piano. Suara khas Ariel
tiba-tiba ikut menyeruak namun tidak terlihat sosoknya. Sontak tempik sorak
membahana. Ketika akhirnya layar merah terbuka, tampaklah seluruh personel NOAH.
Tentu saja ini semakin membuat kegirangan sekitar 1800 penonton yang memadati
Skeeno Hall Gandaria City.
NOAH menyapa dengan musik rancak. Guratan kelelahan
tampak menghiasi wajah para personel NOAH. Namun tampaknya tekad untuk mengukir
sejarah sudah sedemikian besarnya. Jakarta, pada pukul 23.20, menjadi rangkaian
penutup konser “Born To Make History”. Kerinduan Sahabat NOAH membuncah karena
telah lama tidak melihat grup musik yang mereka puja di atas panggung. Meski
sempat pula Lukman, Uki, Reza dan David tampil dalam konser “Konser Tanpa Nama”
serta ajang penghargaan Anugerah Musik Indonesia tanpa Ariel. Tentu para
Sahabat NOAH pun sangat merindukan sosok Ariel.
Lihatlah ketika Ariel hadir. “This is the first gig
for me and i feel wonderful”, ungkap Ariel. Prahara yang menimpa tidak
menghilangkan pesona dan kharismanya. Penonton tetap mengelu-elukan namanya
sepanjang konser. Ariel pun tampaknya tahu bagaimana memanfaatkan pesonanya
tersebut. Sesekali pula dia mendekati bibir panggung untuk menyentuh tangan
penonton, serta mengambil kembang. Ditaklukkan pula penonton dengan suara
khasnya. Tentu saja ribuan orang memenuhi ruangan Skeeno Hall dengan koor
massal.
Lagu “Cobalah Mengerti”, “Walau Habis Terang”, “Di
Atas Normal”, “Menghapus Jejakmu”, atau pun “Kisah Cintaku” dikumandangkan
serempak. Namun penonton diam menyimak ketika NOAH membawakan “Terbangun
Sendiri”. Terdengar asing, karena lagu tersebut memang dicuplik dari album
terbaru NOAH.
“Walau pun 2 tahun kemarin kita berjalan pincang,
terima kasih telah memegang tangan kita,” ucap Ariel. Hal tersebut sebagai
ungkapan salut dan terima kasih kepada Sahabat NOAH serta rekan sejawat yang
tak henti memberikan dukungan. Diperkenalkan pula David oleh Ariel, yang
baginya adalah bakat istimewa yang sia-sia bila tidak diajak bergabung dengan
NOAH. Serta Ihsan, pemain bass, yang telah banyak memberi kontribusi membantu
NOAH dalam setiap konser dan juga proses album baru.
Akhirnya rekor berhasil ditorehkan NOAH. MURI mengakui
konser “Born To Make History” yang diselenggarakan di lima negara di dua benua
dalam 24 jam dengan pemberian piagam. Tidak hanya NOAH, piagam pun diberikan
kepada MUSICA Studios serta Berlian Entertainment. “Ini untuk kalian,” teriak
Ariel sambil mengangkat tinggi piagam penghargaan tersebut. Ini sekaligus
menjadi hadiah istimewa bagi Ariel. Karena pada 16 September 2012 itu, Ariel
genap memasuki usia 31 tahun. “Separuh Aku” menjadi lagu pamungkas konser.
Satu rencana besar telah terwujud. Entah apalagi
rencana NOAH berikutnya. Bila telah berhasil menggelar konser di lima negara,
sepertinya bukan hal yang mustahil untuk konser keliling dunia. Novel karya
Jules Verne, Around the World In Eighty Days, tampaknya dapat menjadi tema
konser NOAH berikutnya. Seperti apa yang dikatakan oleh Ariel,”semua orang
mempunyai mimpi.”
0 komentar:
Posting Komentar